Rabu, 04 Juni 2008

ISLAM DAN PSIKOLOGI

Presti Windiyarini/933401706/PI



A. PENDAHULUAN

  1. DASAR PEMIKIRAN

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kejiwaan manusia. Penyelidikan tentang gejala-gejala kejiwaan itu sendiri mula-mula dilakukan oleh para filsuf Yunani Kuno. Pada waktu itu belum ada pembuktian-pembuktian nyata atau empiris, melainkan segala teori dikemukakan berlandaskan argumentasi-argumentasi logis (akal) belaka.

Psikologi baru diakui menjadi cabang ilmu independen setelah didirikan laboratorium psikologi oleh Wilhem Wundt pada tahun 1879 yang kemudian sangat berpengaruh bagi perkembangan psikologi selanjutnya, para sarjana psikologi mulai menyelidiki gejala-gejala kejiwaan secara lebih sistematis dan objektif. Metode-metode baru diketemukan untuk mengadakan pembuktian-pembuktian nyata dalam psikologi sehingga lambat laun dapat disusun teori-teori psikologi yang terlepas dari ilmu induknya. Sejak masa itu pulalah psikologi mulai bercabang-cabang ke dalam aliran-aliran, karena bertambahnya jumlah sarjana psikologi yang tentu saja menambah keragaman berpikir dan banyak pikiran-pikiran itu yang tidak dapat disatukan satu sama lain. Karena itulah, para sarjana psikologi yang merasa sependapat menggabungkan diri dan menyusun suatu aliran tersendiri.


  1. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Psikologi merupakan disiplin ilmu yang memusatkan perhatian dalam pembahasan mengenai manusia dan tingkah lakunya sebagai individu dan perilakunya dalam berhubungan dengan masyarakat. Menurut cakupannya psikologi dapat dibagi dalam enam bidang, yaitu Psikologi Umum dan Eksperimen, Psikologi Klinis, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, dan Psikologi Industri dan Organisasi. Selain itu, terdapat cabang-cabang terapan psikologi yang mencakup bidang-bidang kehidupan manusia. Dengan kata lain, sesungguhnya lapangan psikologi terdapat di area manusia hidup dan bertingkah laku. Namun demikian, dalam pembahasan buku ini tema-tema yang akan dibahas mencakup tema-tema proses perkembangan manusia, proses belajar dan emosi serta kepribadian manusia. Keseluruhan tema dibahas secara integrative.


B. PEMBAHASAN

  1. DEFINISI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN ISLAM

Menurut Adler adalah “salah satu cabang dari psikologi yang menguraikan struktur-struktur kepribadian manusia sebagai suatu totalitas serta mengenai pemahaman-pemahaman tingkah laku yang menjadi ciri-ciri individu yang normal”.1

Definisi di atas memiliki dua prinsip pokok, yaitu pertama, psikologi kepribadian membahas struktur-struktur kepribadian manusia sebagai totalitas. Kedua, psikologi kepribadian menguraikan tingkah laku individu yang normal.


  1. MACAM-MACAM PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

    1. Atas dasar jalan yang ditempuh atau metode yang dipergunakan dalam menyusun sesuatu teori dalam psikologi kepribadian itu, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

      1. Teori-teori yang disusun atas dasar pemikiran spekulatif, seperti misalnya teori-teori Plato, Kant, ahli-ahli dari aliran Neo-Kantianisme, Bahnsen, Queyrat, Malapert, dan lain-lainnya lagi, yaitu teori-teori yang disusun terutama oleh para ahli filsafat.

      2. Teori-teori yang disusun atas dasar data-data dari hasil penyelidikan empiris atau eksperimental, seperti teori-teori Heymans, Freud, Jung, Adler, Eysenck, Rongers, dan lain-lain teori yang dikembangkan pada abad ini.


    1. Atas dasar komponen kepribadian yang dipakai sebagai landasan atau titik tolak dalam penyusunan perumusan-perumusan teoritis, dapat ditemukan adanya :

      1. Teori-teori konstitusional, seperti misalnya teori-teori mazhab Italia, mazhab Perancis, Kretschmer, Sheldon, dan lain-lainnya lagi.

      2. Teori-teori temperament, seperti misalnya teori-teori Kant, Meumann, Enselhans, Heymans, Ewald, dan lain-lainnya lagi.

      3. Teori-teori ketidaksadaran, seperti misalnya teori-teori Freud, Jung, Adler, dan pengikut-pengikutnya.

      4. Teori-teori faktor, seperti misalnya teori-teori Eysenck, Cattell, dan lain-lainnya lagi.

      5. Teori-teori kebudayaan, seperti misalnya teori Spranger.


    1. Kecuali yang telah dikemukakan di atas itu ada satu dasar penggolong-golongan yang kiranya sangat berguna, yaitu pengolongan atas dasar cara pendekatan (approach). Yang dapat dibedakan adanya dua kelompok teori-teori, yaitu :

      1. Teori-teori yang mempunyai cara pendekatan tipologis (typological approach), seperti misalnya teori-teori Plato, Hipocrates-Galenus, Enselhans dan ahli-ahli yang modern seperti misalnya Heymans dan Edwald.

      2. Teori-teori yang mempunyai cara pendekatan pensifatan (trais approach), seperti misalnya teori-teori Klagen, Allport, Rogers, Freud, Jung, Murphy, dan lain-lainnya lagi.


  1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPRIBADIAN DALAM ISLAM

    1. Aliran Empirisme

Aliran empiris disebut juga aliran environmentalisme, yaitu suatu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Pengalaman empiris bagi aliran ini merupakan sumber dari segala kepribadian.


    1. Aliran Nativisme

Aliran Nativisme adalah satu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan sifat bawaan, keturunan dan kebakaan sebagai penentu tingkah laku seseorang. Persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari lahir. Kapasitas intelektual itu diwarisi sejak lahir.




    1. Aliran Konvergensi

Aliran Konvergensi adalah aliran yang menggabungkan dua aliran di atas. Konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses pemunculan tingkah laku. Menurut aliran ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan.


C. PENUTUP

a. Kesimpulan

Dari berbagai pengertian bahwasanya Islam dan psikologi mempunyai hubungan yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Psikologis manusia selain dipengaruhi oleh lingkungan, dipengaruhi pula oleh nilai keagamaan. Contohnya Islam, Islam merupakan agama yang berpengaruh positif bagi psikologis manusia. Oleh karena itu, banyak diketahui apabila orang berpegang teguh dalam menjalankan agama dengan baik, maka tidak heran bila kondisi psikologisnya juga baik.

Psikologis juga berpengaruh bagi agama, apabila orang memiliki psikologis yang baik tentang agama yang dianutnya, maka baik pula anggapan terhadap agamanya demikian sebaliknya.


DAFTAR PUSTAKA

  • Hartati, Netty. Islam dan Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004.

  • Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002.











Tema : Psikologi

Judul : Islam dan Psikologi

Kerangka Karangan :

  1. Pendahuluan

    1. Dasar Pemikiran

    2. Ruang Lingkup Pembahasan

  2. Pembahasan

    1. Devinisi Psikologi Kepribadian Islam

    2. Macam-macam Psikologi Kepribadian

    3. Faktor-Faktor Yang Membentuk Kepribadian Dalam Islam

  3. Penutup

    1. Kesimpulan

1 Hartati, Netty. Islam dan Psikologi, (Raja Grafindo Persada, 2004), hal 83

1


Tidak ada komentar: